IKLAN DI SINI |
Persaingan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 semakin ketat. Dua pasangan capres berusaha mereput simpati rakyat untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Bermodalkan wajah yang sederhana dengan gaya blusukan, pasangan Jokow-JK mencoba menarik simpati rakyat melalui pengalaman memimpin daerah masing-masing untuk dipilih 9 Juli nantinya.
Berbeda dengan strategi pasangan Jokowi JK (baca: strategi Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014), mantan Komandan Jendral Kopassus dan Menkokesra ini menerapkan strategi berbeda oleh timnya. Strategi Tim Prabowo Hatta memenangkan Pilpres lebih dekat kepada strategi simpul. Koalisi besar di tim pemenangan Prabowo Hatta, otomatis dikomandoi oleh masing-masing ketua partai yang bergabung dalam koalisi.
Strategi Tim Prabowo Hatta ini tentu efektif dengan syarat, 1) semua simpul (tokoh) bergerak total, tidak asal koalisi tanpa pergerakan menarik simpati masyarakat, 2) semua simpul bergerak satu komando dari tim pemenangan Prabowo di pusat, 3) semua simpul lihai memainkan issu dan memasarkan harapan kepada masyarakat mengenai Prabowo dan Hatta, 4) semua simpul fokus di daerah swing vooter, dan bukan basis besar massa lawan.
Sebagaimana diketahui, dalam strategi politik, bahwa target utama adalah akar rumput, yaitu masyarakat kelas bawah, karena meski tim Prabowo Hatta memiliki simpul yang banyak, namun suara menetukan kuantitas terbanyak terdapat pada akar rumput.
Olehnya, strategi tim Prabowo Hatta, sebaiknya menengahkan solusi persoalan ekonomi dan carut marut demokrasi pada masyarakat. Strategi Tim Prabowo Hatta memerlukan trobosan baru dan bukan hal yang sering didengarkan oleh masyarakat (baca: perbedaan strategi dan taktik).
Selain itu, tim Prabowo Hatta juga perlu mengantisipasi serangan lawan atas negatif campaign yang digunakan. Strategi Tim Prabowo Hatta atas hal ini cukup sederhana. Bermodalkan ketegasan, maka setiap issu diklarifikasi secara tegas.
No comments:
Post a Comment